Thursday, March 20, 2008

RINDUKU PADA SAHABAT

Untuk kesekian kalinya, jantungku kembali berdegup tak menentu
Rasa kecewa, marah, sedih dan nelangsameradang dalam benakku
Sesak dada ini seketika menahan ledakan yang tak kunjung terluapkan
Dan seperti biasa... akhirnya semua rasa ini harus kutelan sendiri

Sahabat… dimanakah gerangan kalian berada?
Saat seperti ini aku sangat rindu untuk berbagi cerita
Bukankah dulu kalian selalu lapang menampung segala kisahku
Mengapa kini kalian seakan sembunyi dibalik lajunya sang waktu

Ingin rasanya aku membantah semua praduga yang menghimpit logika
Dan menyangkal kemungkinan pahit yang mengintai garis hidupku
Satu yang pasti, sejak dulu setiap dari kita memiliki gaya yg berbeda
Tapi apakah visi dan misi hidup kita juga, sekarang sudah tidak sama?

Sahabat… demikian hebatnya rinduku pada kebersamaan kita dulu
Kalian selalu mampu mendengarkan lagu didalam hatiku
Dan selalu menyanyikan kembali tatkala aku lupa akan bait-baitnya
Sejujurnya… aku tak pernah siap kehilangan sosok seperti kalian

Puisi Rindu

akan ke manakah angin melayang
tatkala turun senja nan muram
pada siapa lagu kuangankan
kelam dalam kabut rindu tertahan
datanglah engkau berbaring di sisiku
turun dan berbisik tepat di sampingku
belenggulah seluruh tubuh dan sukmaku
kuingin menjerit dalam pelukanmu
akan ke manakah berarak awan
bagi siapa mata kupejamkan
pecah bulan dalam ombak lautan
dahan-dahan di hati berguguran

Kesendirianku

Kelam surya mulai rengkuh hariku
Jingga warnamu basuh kumal wajahku
Siratkan kepedihan hariku dalam keheningan gelapmu
Aku berdiri dalam istana sepiku
mengais asa terajam derita
Hingga kurasakan penat tikam jiwaku

Kutatap mega hingga ujung mataku
Kusibakkan kabut kebencian penghalang disekitar pandangku
tuk dapat kusingkap indah ilusi khayal hari esokku
dan lupakan kelamnya hari terangku
Hingga kudapat resapi dan nikmati pahit manisnya gelap sepiku
dalam kesendirianku